Konferensi Tenurial 2023 mengusung tema “Mewujudkan Keadilan Sosial dan Ekologis Melalui Reforma Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya Alam” ini, merupakan forum yang digagas untuk melihat lebih mendalam dan mengkritisi konsentrasi penguasaan dan monopoli tanah oleh pengusaha dan badan-badan usaha swasta maupun negara
Hal itu yang telah mengakibatkan ketimpangan, konflik agraria, kerusakan alam dan kemiskinan struktural yang semakin meluas.
Berbagai Letusan konflik disebabkan ragam bisnis dan investasi, pembangunan infrastruktur, pertambangan, hingga berbagai proyek-proyek strategis nasional dan pariwisata premium. Sehingga diharapkan Konferensi ini akan kembali mendorong pelaksanaan reforma agraria sejati serta pengelolaan sumber daya alam yang beradab untuk mewujudkan keadilan sosial ekologis.
Konferensi Tenurial 2023 dihadiri lebih dari 750 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Kehadiran peserta yang merupakan perwakilan dari wilayah dan juga organisasi ini, adalah bentuk partisipatif konferensi untuk menyerap suara-suara dari akar rumput.
Salah satu bukti belum terwujudnya reforma agraria sejati ini ditunjukkan dengan banyaknya kebijakan dan program pembangunan yang justru berpihak pada kelompok investasi serta badan usaha skala besar. Sebaliknya, hak-hak konstitusional dari petani, nelayan, buruh tani, masyarakat adat, hingga kelompok marjinal di perkotaan semakin terdegradasi.
PBHI turut hadir dan berpartisipasi dalam agenda Konferensi Tenurial, yaitu PBHI Sekretarian Nasional, PBHI Wilayah Sumatera Barat, PBHI Wilayah Sulawesi Selatan, PBHI Wilayah Jawa Tengag, dan PBHI Wilayah Kalimanfan Barat. PBHI Sumbar juga memajang karya rupa yang dikolaborasikan dengan puisi menjadi bagian dari kampanye bagaimana perempuan ditengah konflik perampasan ruang hidup menjadi korban dan melawan tindak kekerasan di mana menyebabkan pelanggaran HAM yang masif terjadi. Sehingga terus mendorong kesadaran perempuan dan semua manusia yang memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga ruang hidup dari kerakusan oligarki.